Kredit Perbankan Loyo di Tengah Likuiditas Melimpah: BI Soroti Keengganan Bank Salurkan Dana, Ekonomi Nasional Terancam!
Curated by Supa AI

Ringkasan
-
Perekonomian Domestik Belum Membaik Signifikan Meskipun Likuiditas Melonggar: Laporan terbaru dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa meskipun likuiditas dalam sistem keuangan Indonesia mengalami peningkatan pada Juni 2025, hal ini belum menjadi sinyal perbaikan ekonomi yang signifikan. Peredaran uang (M2) tumbuh 6,5% secara tahunan (year-on-year) pada Juni, lebih tinggi dari 4,9% pada Mei, mengakhiri perlambatan tiga bulan berturut-turut sejak Maret. Namun, pertumbuhan kredit perbankan justru melambat tajam, mencapai 7,77% yoy pada Juni, level terendah dalam tiga tahun terakhir.
-
Bank Lebih Memilih Surat Berharga daripada Kredit: Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyoroti kehati-hatian perbankan dalam menyalurkan kredit. Bank-bank cenderung menempatkan kelebihan likuiditas mereka pada surat-surat berharga, seperti Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), daripada menyalurkannya sebagai kredit atau pembiayaan kepada debitur. Rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tercatat tinggi, yakni 27,05% pada Juni 2025, menunjukkan likuiditas perbankan yang sangat longgar.
-
Suku Bunga Kredit Masih Tinggi di Tengah Pemangkasan BI-Rate: Meskipun BI telah memangkas BI-Rate sebanyak tiga kali sejak awal tahun (Januari, Mei, dan Juli) menjadi 5,25%, suku bunga kredit perbankan masih berada di level tinggi, yaitu 9,16% pada Juni 2025, hanya sedikit berbeda dari 9,18% pada Mei. Kondisi ini menunjukkan transmisi kebijakan moneter yang belum optimal ke sektor riil.
-
Tantangan Transmisi Kebijakan dan Lending Standard yang Ketat: Josua Pardede, Kepala Ekonom Permata Bank, menjelaskan bahwa transmisi BI-Rate ke suku bunga kredit membutuhkan waktu yang panjang karena sifat pasar kredit domestik yang konservatif dan kehati-hatian bank. Peningkatan standar penyaluran kredit (lending standard) juga menjadi faktor penghambat pertumbuhan kredit. Selain itu, permintaan kredit dari sektor usaha, termasuk sektor berorientasi ekspor, belum menunjukkan peningkatan yang tinggi.
-
Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) dan Optimisme BI: Untuk mengatasi perlambatan kredit, BI terus mengimplementasikan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM). Hingga minggu pertama Juli 2025, total insentif KLM yang disalurkan telah mencapai Rp376 triliun. Dana ini diarahkan ke sektor-sektor strategis seperti pertanian, perumahan, konstruksi, perdagangan, industri, UMKM, dan ekonomi hijau. Meskipun pertumbuhan kredit lesu, BI tetap optimistis kredit akan tumbuh di kisaran 8-11% pada 2025, dengan harapan berbagai program pemerintah dan penurunan suku bunga yang lebih kompetitif akan meningkatkan permintaan kredit.
-
Sinergi Kebijakan Diperlukan: Para ekonom dan BI menekankan pentingnya sinergi antara kebijakan moneter dan fiskal. Selain pelonggaran suku bunga, pemerintah diharapkan memperkuat belanja produktif, mempercepat realisasi anggaran, dan menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif untuk mengembalikan kepercayaan dunia usaha dan mendorong permintaan kredit. Tanpa permintaan yang kuat, insentif moneter tidak akan berdampak maksimal.
Timeline
Fact Check
Laporan terbaru perkembangan peredaran uang yang dirilis oleh Bank Indonesia menunjukkan sinyal belum adanya perbaikan signifikan kondisi perekonomian domestik, kendati terjadi peningkatan likuiditas di sistem pada Juni lalu.
Verified from 1 sources
Fakta ini adalah inti dari laporan Bloomberg Technoz dan didukung oleh data yang disajikan dalam artikel tersebut.
Pertumbuhan kredit perbankan masih melempem, bahkan lajunya terperosok ke level terendah dalam tiga tahun terakhir, pada Juni.
Verified from 4 sources
Klaim ini konsisten di beberapa sumber, dengan angka spesifik 7,77% yoy pada Juni 2025 yang merupakan level terendah dalam tiga tahun.
Berdasarkan data Bank Indonesia, peredaran uang di Indonesia pada Juni tercatat tumbuh 6,5% year-on-year, lebih tinggi ketimbang laju bulan sebelumnya sebesar 4,9%.
Verified from 2 sources
Angka pertumbuhan uang beredar pada Juni 2025 sebesar 6,5% yoy dan perbandingan dengan bulan sebelumnya 4,9% yoy dikonfirmasi oleh dua sumber yang berbeda.
Bank Indonesia (BI) menyoroti perbankan yang cenderung menempatkan likuiditas pada surat-surat berharga daripada menyalurkannya sebagai kredit atau pembiayaan kepada debitur. Selain itu, bank sentral juga menyoroti perbankan yang terlalu berhati-hati menyalurkan likuiditas sebagai kredit karena standar penyaluran (lending standard) yang tinggi.
Verified from 3 sources
Pernyataan ini merupakan poin utama dari kritik BI yang disampaikan oleh Gubernur Perry Warjiyo dan didukung oleh beberapa sumber.
Total penyaluran insentif KLM kepada perbankan yang menyalurkan kredit sektor prioritas mencapai Rp376 triliun hingga minggu pertama Juli 2025.
Verified from 5 sources
Angka insentif KLM sebesar Rp376 triliun dan periode waktunya disebutkan secara konsisten di berbagai sumber.
Sources
Likuiditas Melonggar, Namun Tak Berarti Ada Perbaikan Ekonomi
Bloomberg Technoz, Jakarta - Laporan terbaru perkembangan peredaran uang yang dirilis oleh Bank Indonesia, masih melontarkan sinyal belum adanya perbaikan...
Ekonom: Perlu makroprudensial agresif untuk percepat transmisi BI-Rate
Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede memandang, Bank Indonesia (BI) mungkin perlu mengkombinasikan pelonggaran moneter dengan kebijakan makroprudensial...
BI: Bank cenderung tempatkan dana pada surat berharga ketimbang kredit
Bank Indonesia (BI) menyoroti perbankan yang cenderung menempatkan likuiditas pada surat-surat berharga daripada menyalurkannya sebagai kredit atau...
Pertumbuhan Kredit Makin Melambat, Bos BI Beberkan Biang Keroknya
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan alasan pertumbuhan kredit perbankan dalam tren melambat.
CIMB Niaga (BNGA) Pantau Biaya Dana usai BI Rate Turun, Soroti Dinamika Likuiditas
Presiden Direktur CIMB Niaga (BNGA) Lani Darmawan mengatakan penurunan BI Rate merupakan sinyal positif.
BI Suntik Rp376 Triliun untuk Dorong Kredit, Bank-Bank Nasional Dapat Dukungan Besar
Banjarbaruklik – Bank Indonesia (BI) kembali memperkuat dukungannya terhadap sektor perbankan nasional dengan menyalurkan dana likuiditas sebesar Rp376...
Suku bunga BI turun: Upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan mempertahankan stabilitas rupiah
Ketidakpastian ekonomi global kembali mencuat seiring rencana penerapan tarif resiprokal oleh Amerika Serikat AS terhadap sejumlah mitra dagang mulai 1 ...
Kredit Bank Lesu, Daya Serap Usaha Melemah
Kinerja penyaluran kredit oleh sektor perbankan mengalami perlambatan yang mengindikasikan belum pulihnya gairah ekonomi nasional, meskipun sejumlah...
BI perkuat stabilitas dan dorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan
Bank Indonesia terus memperkuat perannya dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, sistem pembayaran, dan sistem keuangan nasional untuk mendukung pertumbuhan...
BI perkuat stabilitas dan dorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan
Bank Indonesia terus memperkuat perannya dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, sistem pembayaran, dan sistem keuangan nasional untuk mendukung pertumbuhan...
Afirmasi Peringkat Kredit Oleh S&P Tegaskan Ketahanan Ekonomi dan Sektor Keuangan Indonesia
JAKARTA - TERKININEWS.COM - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyambut baik afirmasi peringkat kredit sovereign Indonesia oleh Standard and Poor's (S&P) Global...
S&P Tegaskan Ketahanan Ekonomi dan Keuangan Indonesia Lewat Afirmasi Peringkat Kredit
Analisadaily.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyambut baik afirmasi peringkat kredit sovereign Indonesia oleh Standard and Poor's (S&P) Global...
S&P Pertahankan Peringkat Utang Indonesia, Ini Jurus Geber Ekonomi Semester II-2025
Lembaga pemeringkat S&P Global kembali mengafirmasi peringkat kredit jangka panjang Indonesia pada BBB.
S&P Pertahankan Peringkat Utang Indonesia, Ini Jurus Geber Ekonomi Semester II-2025
Lembaga pemeringkat S&P Global kembali mengafirmasi peringkat kredit jangka panjang Indonesia pada BBB.