Ekonomi Indonesia Diprediksi Muram: Tarif Trump 19% Pangkas Pertumbuhan 0,11%, Daya Beli Masyarakat Terpukul!
Curated by Supa AI

Ringkasan
- Proyeksi ekonomi Indonesia menunjukkan tanda-tanda suram, dengan laporan ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) edisi Juli 2025 yang dirilis AMRO memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sebesar 4,8% pada tahun ini dan melambat menjadi 4,7% di tahun depan. Angka ini menambah daftar perkiraan pesimistis dari lembaga internasional.
- Institute for Development of Economics and Finance (Indef) melaporkan bahwa penerapan tarif bea masuk sebesar 19% oleh Amerika Serikat (AS) terhadap produk Indonesia akan menyebabkan kontraksi pertumbuhan ekonomi sebesar 0,11%. Indef menilai ini merupakan penurunan terdalam dibandingkan negara-negara lain, menjadikan ekonomi Indonesia paling dirugikan.
- Meskipun tarif AS untuk produk Indonesia telah diturunkan dari 32% menjadi 19% setelah negosiasi intens, dampaknya terhadap ekonomi tetap menjadi perhatian. Kesepakatan ini mencakup komitmen Indonesia untuk membeli produk energi senilai US$15 miliar, produk pertanian senilai US$4,5 miliar, dan 50 pesawat Boeing 777 dari AS.
- Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef, Rizal Taufikurahman, menyatakan bahwa kontraksi ini akan memicu kerugian bagi Indonesia karena produk ekspor menjadi lebih mahal di pasar AS, sementara produk AS masuk ke Indonesia tanpa hambatan tarif, menyebabkan defisit neraca perdagangan Indonesia terhadap AS meningkat.
- Di sisi investasi, Indef memproyeksikan penurunan sebesar 0,061% di Indonesia, mencerminkan melemahnya insentif investasi akibat terganggunya prospek ekspor dan meningkatnya ketidakpastian pasar global. Negara-negara lain seperti Asia Selatan, India, dan Amerika Utara justru mengalami kenaikan aktivitas investasi.
- Daya beli rumah tangga juga diperkirakan turun sebesar 0,091%, yang terdalam dibandingkan negara lain, akibat kenaikan harga konsumsi dan melemahnya pendapatan.
- Meskipun demikian, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, melalui Deputi I Ferry Irawan, menyatakan bahwa tarif 19% ini masih memberikan dampak positif dibandingkan jika tarif awal 32% tetap diterapkan, terutama untuk menjaga kelangsungan industri tekstil, alas kaki, dan mainan.
- Tarif 19% ini termasuk yang paling rendah di antara negara-negara Asia Tenggara yang dikenakan tarif resiprokal oleh AS, seperti Laos dan Myanmar (40%), Kamboja dan Thailand (36%), Malaysia (25%), serta Vietnam dan Filipina (20%). Hanya Singapura yang memiliki tarif lebih rendah (10%).
- Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), sebelumnya mengatakan bahwa kesepakatan tarif 19% ini dapat memberikan sokongan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,5% dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja sebesar 1,3%, serta lonjakan investasi hingga 1,6%, berpotensi menjadikan Indonesia tujuan relokasi industri global.
- Pihak seperti CNBC Indonesia beropini bahwa kebijakan tarif resiprokal ini dapat menjadi momentum positif bagi perekonomian Indonesia, terutama untuk menjaga daya saing produk ekspor dan menarik relokasi investasi manufaktur dari negara-negara tetangga yang dikenakan tarif lebih tinggi.
- Pembelian produk AS oleh Indonesia sebagai bagian dari kesepakatan dianggap tidak akan merugikan neraca perdagangan karena produk-produk tersebut memang dibutuhkan dan sebelumnya diimpor dari negara lain, sehingga yang terjadi adalah pergeseran asal impor. Namun, perlu diantisipasi potensi kenaikan harga dan aspek kelancaran pasokan.
Timeline
Fact Check
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini diproyeksi cuma sebesar 4,8% dan melambat jadi 4,7% di tahun depan, menurut laporan ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) edisi Juli 2025 yang dirilis AMRO.
Verified from 1 sources
Fakta ini disebutkan secara eksplisit dalam Source 1, mengutip laporan resmi AMRO.
Penerapan tarif bea masuk 19% untuk produk Indonesia ke Amerika Serikat (AS) akan menyebabkan kontraksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,11%.
Verified from 1 sources
Pernyataan ini dikonfirmasi oleh laporan Indef yang disampaikan oleh Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef, Rizal Taufikurahman, dalam Source 2.
Tarif bea masuk 19% ini jauh lebih rendah dari penetapan tarif awal yang sebesar 32%.
Verified from 2 sources
Kedua sumber, Source 3 dan Source 4, secara konsisten menyebutkan bahwa tarif awal adalah 32% dan berhasil diturunkan menjadi 19% melalui negosiasi.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan hasil kesepakatan dagang antara Indonesia-AS tentang tarif tambahan 19% akan memberikan sokongan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,5% dan penyerapan tenaga kerja tumbuh sebesar 1,3%.
Verified from 1 sources
Klaim ini adalah pernyataan langsung dari Luhut Binsar Pandjaitan yang dikutip dalam Source 4, berdasarkan simulasi ekonomi DEN.
Indonesia berkomitmen akan membeli produk-produk dari AS dengan perincian produk energi senilai US$15 miliar, produk pertanian senilai US$4,5 miliar dan sebanyak 50 pesawat Boeing 777 sebagai bagian dari kesepakatan tarif resiprokal 19%.
Verified from 1 sources
Fakta ini disebutkan dalam Source 3 sebagai bagian dari pengumuman Trump terkait kesepakatan tarif.
Sources
Proyeksi Ekonomi Indonesia Masih Suram
Lebih rendahnya tarif bea masuk yang dikenakan Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia tak serta merta membuat ekonomi melesat.
Ramalan Suram Indef Setelah Tarif Trump 19% Diterapkan
Dalam laporan Indef, penerapan tarif bea masuk 19% ke AS akan menyebabkan kontraksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,11%.
Relevansi Tarif Resiprokal 19% bagi Ekonomi Indonesia
Mudah-mudahan, kebijakan tarif resiprokal ini justru menjadi momentum yang positif bagi perekonomian Indonesia.
Penerapan Tarif Bea Masuk 19% Turunkan Hambatan Produk Ekspor Indonesia
JAKARTA, investor.id – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan penurunan tarif bea masuk produk ekspor Indonesia dari 32% ke 19% turut...
AMRO Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 Jadi 4,8%, Ini Pemicunya
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. ASEAN+3 Macroeconomics Research Office (AMRO) memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 menjadi 4,8% dan 4,7% pada tahun...
Proyeksi Ekonomi Indonesia Masih Suram
Lebih rendahnya tarif bea masuk yang dikenakan Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia tak serta merta membuat ekonomi melesat.
Tarif 0 Persen Produk AS, Ancaman Ekonomi Indonesia
Tarif barang 0 persen untuk AS yang masuk ke Indonesia menjadi ancaman serius bagi ekonomi dalam negeri. Sejarah krisis moneter pada tahun 1998...