logo

Supa AI

Latent Space

Back

Data Kemiskinan BPS Digugat: Celios Sebut Usang, Bank Dunia Ungkap 194 Juta Warga RI Miskin!

Curated by Supa AI

💰 Economy
Source 1
Source 2
Source 3
+2
5 Sources
Last updated 29 d ago
Data Kemiskinan BPS Digugat: Celios Sebut Usang, Bank Dunia Ungkap 194 Juta Warga RI Miskin!

Ringkasan

  • Center of Economic and Law Studies (Celios) mengkritik keras data kemiskinan yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), mengklaim bahwa metode penghitungan yang digunakan sudah usang dan tidak mencerminkan kondisi riil masyarakat di lapangan.
  • Menurut Direktur Kebijakan Publik Celios, Media Wahyudi Askar, BPS masih mengandalkan pendekatan pengukuran berbasis pengeluaran yang tidak lagi relevan dengan perkembangan ekonomi dan sosial Indonesia selama hampir lima dekade.
  • Kritik ini muncul setelah BPS melaporkan penurunan jumlah penduduk miskin menjadi 23,85 juta orang atau 8,47% pada Maret 2025, turun 0,1% poin dibandingkan September 2024.
  • Data BPS ini sangat kontras dengan laporan terbaru Bank Dunia yang menyebutkan bahwa 68,2% atau sekitar 194,4 juta jiwa penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan internasional, menunjukkan selisih delapan kali lipat.
  • Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira, menegaskan bahwa data BPS kurang valid jika tidak ada revisi garis kemiskinan, yang saat ini masih di kisaran Rp609.160 per kapita per bulan.
  • Bhima membandingkan standar BPS dengan standar Bank Dunia yang menggunakan Purchasing Power Parity (PPP) 2021 untuk upper-middle income country setara US$8,3 per hari atau sekitar Rp1,5 juta per bulan per orang, padahal Indonesia telah berstatus upper middle income country.
  • Dampak dari metodologi yang usang ini, menurut Celios, berpotensi menekan alokasi anggaran perlindungan sosial dalam RAPBN 2026 karena jumlah penduduk miskin yang terdata pemerintah terlihat kecil.
  • Celios mendesak reformasi menyeluruh terhadap metodologi pengukuran kemiskinan, mengusulkan penggantian indikator berbasis pengeluaran menjadi ukuran pendapatan bersih (disposable income) yang dinilai lebih akurat.
  • Selain itu, Celios juga menyarankan agar pengukuran kemiskinan dikombinasikan dengan indikator kesejahteraan lain seperti akses pendidikan, layanan kesehatan, perumahan layak, jaminan sosial, serta tingkat pengangguran dan kriminalitas untuk potret sosial-ekonomi yang utuh.

Timeline

Maret 2024
Jumlah penduduk miskin Indonesia tercatat 25,22 juta orang.
Jumat, 25 Juli 2025
Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono melaporkan jumlah masyarakat miskin di Indonesia mengalami penurunan menjadi 23,85 juta orang pada Maret 2025, dengan persentase 8,47%.
Jumat, 25 Juli 2025
Direktur Eksekutif CELIOS Bhima Yudhistira menyatakan data BPS kurang valid karena masih menggunakan metode garis kemiskinan lama.
Sabtu, 26 Juli 2025
Celios mendesak reformasi data kemiskinan, mengkritik metode BPS yang sudah usang dan mengusulkan penggunaan indikator pendapatan bersih (_disposable income_).
Senin, 28 Juli 2025
Center of Economic and Law Studies (Celios) mengkritik validitas data kemiskinan BPS, menyebut metode penghitungan sudah usang dan tidak mencerminkan kondisi riil di lapangan.

Fact Check

BPS melaporkan jumlah penduduk miskin di Indonesia per Maret 2025 sebanyak 23,85 juta orang, atau 8,47% dari populasi.

Verified from 2 sources

Angka dan persentase ini secara konsisten disebutkan oleh BPS dan dikutip oleh beberapa sumber.

Bank Dunia melaporkan 68,2% atau sekitar 194,4 juta jiwa penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan internasional.

Verified from 2 sources

Angka dari Bank Dunia ini dikutip oleh Celios dan dimuat di dua sumber berbeda.

Celios mengkritik metode penghitungan kemiskinan BPS yang berbasis pengeluaran sebagai usang dan tidak relevan.

Kritik terhadap metodologi BPS dinyatakan secara konsisten oleh Celios di ketiga sumber.

Garis kemiskinan BPS per Maret 2025 berdasarkan SUSENAS adalah Rp609.160 per kapita per bulan.

Verified from 1 sources

Angka ini disebutkan secara spesifik oleh Deputi BPS Ateng Hartono dalam laporan Validnews.